Kehidupan Abdul Yang Hancur Sebagai Mantan Anggota ISIS
Pokerhost24, Abdul, Nama Samaran, tidak sempat memikirkan juga akan jadi anggota grup yang menamakan diri Negara Islam, yang terlebih dulu di kenal dengan ISIS.
Hubungan dengan ISIS bermula saat grup ini kuasai Aleppo, Suriah. Abdul waktu itu berumur 15 th.
" Saya gabung dengan ISIS karna saya menginginkan belajar bagaimana lakukan salat, " ungkap Abdul pada BBC.
" Saya ikuti semuanya arahan serta mengikuti kehidupan mereka keseharian sepanjang sebulan, " ungkap Abdul.
Awalannya, beberapa milisi ISIS bicara pada beberapa anggota beda dengan baik-baik. Tidak ada yang aneh.
" Tapi lalu mereka memberitahu kami langkah membunuh, bagaimana memenggal orang, " kata Abdul.
Ini semuanya buat Abdul takut serta cemas, yang membuatnya tidak dapat tidur pada malam hari. " Bila juga tertidur saya senantiasa memperoleh mimpi jelek. "
" Saya masih tetap ingat saat satu hari saya kenakan pakaian ala ISIS serta berdiri dimuka cermin, rasa-rasanya begitu aneh, " kata Abdul.
Fikiran yang mengganggunya yaitu bila ia bertempur untuk ISIS, jadi harus ia mesti membunuh seorang.
" Bagaimana saya juga akan mengerjakannya, saya miliki banyak kawan yang tergabung dalam grup yang tidak sama, " katanya.
Perseteruan di Suriah buat kawan-kawan Abdul terpecah. Ada yang gabung dengan ISIS, tidak sedikit juga yang gabung dengan sebagian group yang anti dengan grup itu.
" Saya tidak sempat membunuh seorang dalam kehidupan saya..., " kata Abdul.
Melarikan diri ke Lebanon
Kondisi di Aleppo semakin lebih buruk serta Abdul berfikiran ia akan tidak selamat.
Dalam kondisi begini, Abdul berkemauan tidak untuk penuhi perintah ISIS.
Ia tidak menginginkan membunuh. " Hati kecil saya menyebutkan, ada suatu hal yang salah dengan mereka (ISIS), " kata Abdul.
Ia lalu mengambil keputusan untuk membelot serta melarikan diri ke Lebanon.
" Saya mesti menyelamatkan diri, saya tidak perduli disebutkan pengkhianat karna menampik membunuh rekan-rekan saya sendiri, " tuturnya.
Perang tersisa luka yang begitu mendalam di hatinya.
Ia tidak sempat memikirkan juga akan alami sendiri peperangan, yang terlebih dulu cuma ia saksikan lewat monitor tv.
Perseteruan buat permukimannya di Aleppo jadi garis depan.
Sempat disuatu hari ia lihat satu diantara tempat tinggal tetangganya dibom. " Saya masuk ke tempat tinggal itu... saya lihat anak kecil yang hancur, 1/2 tubuhnya hilang sesaat anak-anak yang lain kehilangan kepala, tangan, serta kaki, " tuturnya.
" Perang buat darah tercecer seperti genangan air, kawan jadi lawan. Beberapa orang mati dimuka saya, saya juga hampir mati, " tuturnya.
" Ini jadi pemandangan keseharian, semakin lama semakin wajar, sama lumrahnya dengan orang mengisap rokok. "
Abdul saat ini berumur 18 th. serta tinggal di Beirut, ibu kota Lebanon. Untuk menyambung hidup ia jadi tukang jahit.
" Saya dahulu miliki mimpi di Suriah, tapi saat ini mimpi itu telah hancur berkeping-keping. Saya tidak dapat sekali lagi hidup dengan normal. Mimpi saya sudah terkubur, " tuturnya.
Pokerhost24
Hubungan dengan ISIS bermula saat grup ini kuasai Aleppo, Suriah. Abdul waktu itu berumur 15 th.
" Saya gabung dengan ISIS karna saya menginginkan belajar bagaimana lakukan salat, " ungkap Abdul pada BBC.
" Saya ikuti semuanya arahan serta mengikuti kehidupan mereka keseharian sepanjang sebulan, " ungkap Abdul.
Awalannya, beberapa milisi ISIS bicara pada beberapa anggota beda dengan baik-baik. Tidak ada yang aneh.
" Tapi lalu mereka memberitahu kami langkah membunuh, bagaimana memenggal orang, " kata Abdul.
Ini semuanya buat Abdul takut serta cemas, yang membuatnya tidak dapat tidur pada malam hari. " Bila juga tertidur saya senantiasa memperoleh mimpi jelek. "
" Saya masih tetap ingat saat satu hari saya kenakan pakaian ala ISIS serta berdiri dimuka cermin, rasa-rasanya begitu aneh, " kata Abdul.
Fikiran yang mengganggunya yaitu bila ia bertempur untuk ISIS, jadi harus ia mesti membunuh seorang.
" Bagaimana saya juga akan mengerjakannya, saya miliki banyak kawan yang tergabung dalam grup yang tidak sama, " katanya.
Perseteruan di Suriah buat kawan-kawan Abdul terpecah. Ada yang gabung dengan ISIS, tidak sedikit juga yang gabung dengan sebagian group yang anti dengan grup itu.
" Saya tidak sempat membunuh seorang dalam kehidupan saya..., " kata Abdul.
Melarikan diri ke Lebanon
Kondisi di Aleppo semakin lebih buruk serta Abdul berfikiran ia akan tidak selamat.
Dalam kondisi begini, Abdul berkemauan tidak untuk penuhi perintah ISIS.
Ia tidak menginginkan membunuh. " Hati kecil saya menyebutkan, ada suatu hal yang salah dengan mereka (ISIS), " kata Abdul.
Ia lalu mengambil keputusan untuk membelot serta melarikan diri ke Lebanon.
" Saya mesti menyelamatkan diri, saya tidak perduli disebutkan pengkhianat karna menampik membunuh rekan-rekan saya sendiri, " tuturnya.
Perang tersisa luka yang begitu mendalam di hatinya.
Ia tidak sempat memikirkan juga akan alami sendiri peperangan, yang terlebih dulu cuma ia saksikan lewat monitor tv.
Perseteruan buat permukimannya di Aleppo jadi garis depan.
Sempat disuatu hari ia lihat satu diantara tempat tinggal tetangganya dibom. " Saya masuk ke tempat tinggal itu... saya lihat anak kecil yang hancur, 1/2 tubuhnya hilang sesaat anak-anak yang lain kehilangan kepala, tangan, serta kaki, " tuturnya.
" Perang buat darah tercecer seperti genangan air, kawan jadi lawan. Beberapa orang mati dimuka saya, saya juga hampir mati, " tuturnya.
" Ini jadi pemandangan keseharian, semakin lama semakin wajar, sama lumrahnya dengan orang mengisap rokok. "
Abdul saat ini berumur 18 th. serta tinggal di Beirut, ibu kota Lebanon. Untuk menyambung hidup ia jadi tukang jahit.
" Saya dahulu miliki mimpi di Suriah, tapi saat ini mimpi itu telah hancur berkeping-keping. Saya tidak dapat sekali lagi hidup dengan normal. Mimpi saya sudah terkubur, " tuturnya.
Pokerhost24






Post a Comment